MAKALAH PSIKOLOGI MASA KLIMAKTERIUM PADA WANITA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masa
klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum
senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif dan kehidupan
sampai masa non-reproduktif.Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause,
dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium
yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5
tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon
estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi
perdarahan tak teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang
terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi
merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55
tahun.Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai
hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid.Sindrom
klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause,
menopause, dan pasca menopause.Sindrom klimaterik endokrinologis adalah
penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan
sehat secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan bukan hanya
bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsinya.
Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau persalinan,
tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah masa
menopause, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir
pada masa senium (lanjut usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000).
Pada usia ini akan banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan
sangat erat kaitannya dengan peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
Umur Harapan Hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup
wanita adalah 67 tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).
dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat kelamin.
dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas didada yang menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan psikologis : depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan
tulang pada wanita akibat kurangnya hormon estrogen sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.Penyakit jantung koroner : Berkurangnya hormon estrogen
dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol
jahat (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada
wanita.Kepikunan (Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen
mempengaruhi susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan
konsentrasi, kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengelola/ menangani kasus psikologi pada masa klimakterium
2.
Tujuan khusus
a)
Mahasiswa mengetahui
pengertian masa klimakterium
b)
Mahasiswa mengetahui
tanda-tanda masa klimakterium
c)
Mahasiswa mengetahui kondisi
psikis pada masa klimakterium pada kasusus nyata
d)
Mahasiswa mampu mengetahui psikologi
pada masa klimakterium
e)
Mampu memberikan asuhan dan
konseling tentang konsep psikologi pada wanita klimakterium.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Klimakterium
Klimakterium
adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan
terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium
adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul
sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode
ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase ini
fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
1)
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
2)
Menopause adalah henti haid seorang wanita.
3)
Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause (kartini kartono.1992)
Praklimakterium merupakan mirip dengan pra
pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah laku yang lucu-lucu,
aneh-aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari
50 tahun pada siang hari menggunakan rok panjang merah, dengan perhiasan emas
warna-warni, make up berlebihan.
Kemudian, meningkatkan rangsangan seksual yang
menimbulkan nafsu yang besar untuk berhubungan seksual dan kegairahan yang
menyala-nyala. Mengingkari
ketuaannya agar tampak masih remaja.
Manifestasi individual periode
klimakterium dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing individu. Struktur kepribadian
yang terintegrasi dengan baik akan memapu mengkompensasi gangguan fisiologis
dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan ynag intelek yaitu mampu
mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan psikosomatis dengan menyalurkan
pada perbuatan yang inteligen, produktif dan kreatif.
Masa ini ditandai denngan berbagai macam
keluhan endokrinologis
dan vegetatif yaitu:
1)
Terjadi perubahan pada
ovariumseperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnyasintesis steroid seks. Lalu henti haid.
2)
Dan ditandai dengan
turunnya kadar
estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Gangguan – gangguan pada klimakterium :
1)
Gangguan
neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat
muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa kedinginan,
sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah
bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2)
Gangguan psikis muncul
dalam bentuk
mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
3)
Gangguan somatic,
selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium
treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis,sclerosis koroner, dan
adipositas.
4)
Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis,
osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala
endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.
B. Etiologi
Sebelum haid
berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya
jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi
estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
C. Patofisiologi
Penurunan fungsi
ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus–hipofise.
Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang
paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
D. Kondisi Fisik Klimakterium
Pada perubahan fisik seorang wanita
mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit
mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit tumbuh bintik hitam,
kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat
menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan
makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan
gangguan buang air besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat
genetalia meliputi liangsenggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis
yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama).
Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat
menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh
karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran,
artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang
trutama terjadi pada persendian paha.
E. Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati “depresif” dan “melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang
relatif panjang)
Sebab utamanya adalah :
Sebab utamanya adalah :
- Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan
- Menganggap dramatis proses penuaan
- Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidup karena sudah mendekati kematian
- Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh kepedihan dan dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosialnya di masa lampau
- Wanita yang hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi berkecukupan, bahagia, selalu mendapat kepuasan seksual dapat menghadapi ini dengan rasa tenang. Wanita yang mempunyai masa lampau penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis)
F. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase
Klimakterium
1)
Depresi menstrual, yang merupakan
manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi
2)
Perubahan kehidupan seksual, akan
terjadi kegairahan seksual yang luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga bersikap dingin
3)
Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin
mempertahankan kapasitas reproduksi dan kemudaannya
4)
Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante girang) terjadi pada
wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
G. Kehidupan
Seks Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks
tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak
dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan
mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat
dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun
berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter
tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak
mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut,
gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang
juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua,
kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi.
Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap
masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk
memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari
orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi misal, dokter ,bidan dan tenaga medis
lainnya. Untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara
yang sederhana ini acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada.
H. Pencegahan beberapa dampak masa
klimakterium
1)
Pencegahan kehamilan :
Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya
tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali
dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat,
bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak
mungkin hamil lagi. Perkiraan
seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya
menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi
bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap
dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil
maupun bagi janinnya. Semua jenis
kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan,
maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan
pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.
2)
Penggunaan pil sebagai kontrasepsi,
selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan
klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak
dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid
lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia
menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
3)
Pencegahan osteoporosis.
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan
progestogen juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss).
Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah
osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah
mengalami osteoporosis. Sementara
kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen menghambat penyerapan
kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang
turun setelah menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan
bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa
tulang dengan memajukan pembentukan tulang baru.
4)
Pencegahan penyakit jantung koroner :
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen
dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama
bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan
gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung
diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15
tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun
dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan
bermakna pada :
a)
penyakit arterikoroner,
b)
gagal jantung kongestif,
c)
penyakit kardiovaskuler
aterosklerotik,
d)
hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar