KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I, II, DAN III
A. Support Keluarga
Dukungan selama masa
kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil,
terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali
hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya
dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
(Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas)
1. Suami
a) Dukungan
dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan,
bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling
dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga
istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2001)
b) Keterlibatan
suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di
dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan
suami secara aktif dalam masa kehamilan, dapat mempengaruhi keberhasilan
seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat
ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam
masa-masa kehamilannya.
(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2001)
c) Saat
hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa
mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri,
misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri ke
dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam
komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman
hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya
masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2001)
2. Keluarga
a) Lingkungan
keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif
sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering
kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama
pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
b) Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini.
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini.
- Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
- Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan.
(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2001)
3. Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
- Doa bersama untuk
keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan
yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan.
- Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan.
- Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa.
- Menunggui ibu ketika melahirkan.
- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil.
(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2001)
B. Support dari Tenaga kesehatan
Peran bidan dalam
perubahan dan adaptasi psikologi adalah dengan memberi support atau
dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi
kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal.
Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien
agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien. Keterbukaan
ini akan mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi klien.
Bidan juga berfungsi
sebagai fasilitator bag i kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang
pernah dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga
pernah merasakan kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti akan
fungsi bidan yang disatu sisi sebagai seorang bidan dan disisi lain
sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman
orang lain sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka
sendiri untuk menyelesaikan dan menghadapi masalahnya.
Bidan juga berperan
sebagai seorang pendidik, bidan yang memutuskan apa yang harus di
beritahukan kepada klien dalam menghadapi kehamilannya agar selalu
waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana
menghadapi permasalahnnya yang timbul akibat kehamilannya.
Tenaga kesehatan juga dapat memberikan peranannya melalui dukungan, yaitu:
a) Dukungan Aktif : melalui kelas antenatal
b) Dukungan Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus
mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca
bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
(Buku Keperawatan Ibu Hamil)
C. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Orang yang paling
penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak. Semakin
banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi
oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah
melakukan penyesuaian selam masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang
ditunjukan wanita selama ia hamil, kebutuhan pertama ialah menerima
tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa
yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi
bayi tersebut kadalam keluarga.
Peran keluarga khususnya
suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan
dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan
antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil
akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini
akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh
suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi
keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun
membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun
suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam
meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik. (Buku Keperawatan Ibu Hamil)
D. Persiapan Menjadi Orang Tua
1. Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau peralihan
2. Terlihat
adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang
baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini
dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
Untuk pasangan baru,
kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orang tua,
dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung jawab
keluarga.
Suami akan mengalami
perubahan menjadi orang tua, seperti bertambahnya tanggung jawab. Selama
periode prenatal, ibu ialah satu-satunya pihak yang membentuk
lingkungan tempat janin tumbuh dan berkembang.
Reaksi pertama seorang
pria ketika mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayah maka timbulnya
kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dan
keprihatinan akan persiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah
untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan
keadaan ibu yang sedang hamil dan menghindari se ks karena takut akan
mencederai bayinya. Disamping respon yang diperhatikannya, seorang ayah
perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Steele dan Pollack
(1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan proses yang terdiri
dari dua komponen. Komponen pertama, bersifat praktis dan mekanis,
melibatkan keterampilan kognitif dan motorik. Komponen kedua, bersifat
emosional, melibabkan keterampilan kognetif dan efektif. Kedua componen
ini penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.
3. Keterampilan Kognitif – Motorik
Dalam proses ini orang
tua melibatkan aktifitas perawatan anak, seperti memberi makan,
menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa bergerak. Kemampuan
ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan budayanya. Banyak orang
tua harus belajar untuk melakukan tugas ini dan proses belajar ini
mungkin sukar bagi mereka. Akan tetapi, hampir semua orang tua memiliki
keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang lain menjadi
terbiasa dengan aktifitas merawat anak.
4. Keterampilan Kognitif-Efektif
Komponen psikologis
menjadi orang tua, sifat keibuan atau kebapakkan tampaknya berakar dari
pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih
sayang dari ibunya. Dalam hal ini orang tua bisa dikatakan mewarisi
kemampuan untuk menunjukkan perhatian dan kelembutan. Keterampilan
kognitif-efektif menjadi oarang tua ini meliputi sikap yang lembut,
waspada dan memberi perhatian lepada bayinya.
(Buku Keperawatan Ibu Hamil)
E. PERSIAPAN SIBLING
Kehadiaran seorang adik
yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak. Anak sering
mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh
bayi yang baru. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak
adalah umur, sikap orang tua, peran ayah, lama wakt berpisah dengan ibu,
peraturah kunjungan dirumah sakit dan bagaimana anak itu dipersiapkan
untuk suatu perubahan.
Ibu yang mempunyai anak
harus menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk mengorganisasi kembali
hubungannya dengan anak-anaknya ia perlu mempersiapkan anak-anaknya
untuk menyambut kelahiran sang bayi dan melalui proses perubahan peran
dalam keluarga dengan melibatkan anak-anaknya yang lebih besar karena
mereka kehilangan tempat.
Usia dan tingkat
perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena itu persiapan
harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Anak yang berusia kurang dari dua
tahun menunjukan minat kecil terhadap kehamilannya. Bagi anak yang lebih
tua, pengalaman ini akan mengurangi rasa takut dan konsep yang salah.
Dengan diberi penjelasan dan pengertian anak biasanya tidak akan merasa
disisihkan dan akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang bisa
dijadikan teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar